Kamis, 17 Juni 2010

SEJARAH SEPATU BOLA

Sepakbola adalah olahraga yang paling kompetitif didunia saat ini. Ada beberapa aspek yang memainkan peran penting dalam menentukan pemenang dalam permainan sepakbola, yaitu performa tim, keterampilan individu, pelatihan sepakbola, dan perlengkapan sepakbola seperti sepatu bola. Sepatu untuk bermain sepakbola telah menjadi faktor integral untuk mendukung keterampilan sepakbola dan mencetak gol. Tentu saja, sepatu bola telah didesain untuk dapat mencengkeram kuat ke lapangan rumput dan bisa menendang bola dengan mantap.
Sepatu bola pertama kali berwarna hitam dan memiliki cleats atau pul pada alas berwarna sama. Kemudian warna hitam menjadi warna klasik untuk sepatu bola diseluruh dunia. Saat ini tentu warna pul sepatu bola ada bermacam-macam. Mulai dari hitam ke putih, biru, hijau, oranye, merah dan warna lainnya, akan tetapi warna hitam pada sepatu bola tetap dianggap sebagai warna klasik sepatu bola. Lalu dari mana dan bagaimana asal mula sepatu bola itu?
Sejarah permulaan sepatu bola diawalai sejak masa Raja Henry VIII. Raja Henri VIII memesan sepatu boot dari Great Wardrobe untuk bermain bola. Ia bermain dalam pertandingan sepakbola pada tahun 1526 ia mengenakan boot tersebut. Boot yang dipakainya terbuat dari kulit dan dijahit tangan khusus oleh pembuat sepatu kerajaan bernama Cornelius Johnson. Untuk sepasang sepatu boot bola tersebut King Henry harus merogoh koceknya sebesar 4 shillings.
Selama lebih dari 300 tahun kemudian, sepakbola menjadi olahraga yang begitu populer dan menjadi tuntutan untuk mengenakan sepatu yang pantas untuk memainkannya. Menurut catatan sejarah, sepatu bola klasik berwarna hitam pertama kali dikenali pada tahun tahun 1920-an.
Beberapa tahun kemudian, terjadi revolusi industri sepatu dengan inovasi yang dilakukan oleh Adolf dan Rudolf Dassler. Dua bersaudara tersebut membuka the Dassler Brothers Shoe Factory (Gebrüder Dassler Schuhfabrik) atau Perusahaan Sepatu Dassler Bersaudara di Herzogenaurach pada tahun 1924. Adolf, yang juga dikenal sebagai Adi telah membuat berbagai macam jenis sepatu olahraga. Tetapi ia baru dikenal ketika meminta Jesse Owens, seorang pelari cepat dari Amerika Serikat untuk memakai sepatu buatannya.
Jesse Owens memenangkan 4 medali emas pada Olimpiade Musim Panas 1936. Kemudian, Adolf menciptakan sepatu bola dengan pul alas atau cleats yang bisa dilepas. Perusahaan 2 saudara ini tidak bertahan lama. Mereka berpisah pada tahun 1947 dan mendirikan perusahaan sendiri-sendiri. Rudolf mendirikan firma bernama Ruda yang kelak akan berganti nama menjadi PUMA. Sementara Adolf mendaftarkan perusahaan bernama ADIDAS AG pada tahun 1949, disinilah awal mula sepatu bola klasik berwarna hitam. Sepanjang Piala Dunia FIFA 1966, 75% pemain sepakbola mengenakan sepatu bola ADIDAS. Hal itu menjadi prestasi tersendiri bagi perusahaan tersebut.
Sejak saat itu sepatu bola dan pul alas atau cleats telah ditingkatkan kualitasnya untuk mendukung performa permainan atlit sepakbola secara professional. Inovasi terus tumbuh dan berkembang dengan perusahaan-perusahaan yang maju dan menciptakan sepatu bola yang lebih mantap, ringan fleksibel dan pul yang bisa dikontrol. Beberapa perusahaan yang kemudian mengembangkan inovasi sepatu bola adalah REEBOK, PUMA, NIKE, DIADORA, UMBRO, LOTTO dan KELME. Sepatu bola saat ini adalah senjata olahraga yang wajib dimiliki oleh setiap pemain bola.

Selasa, 16 Juni 2009

jali banyak alesan kalu kalah,kl emeng kalah tu ngaku aja Li jangan bnyak alesan

Sabtu, 16 Mei 2009

ai kacau rencano nak masukke lamaran tp dak konek terusniiiiiiiiii


ya Allah bantulah hambamu ini

Rabu, 13 Mei 2009

tebak-tebakan

Kenapa Bebek goreng enak rasanya?


Karena ada huruf ‘B’ nya, coba kalo nggak ada, berani makan?
Berjuanglah demi cinta jika memang pantas diperjuangkan jangan berjuangan demi cinta karena cinta hanyalah sebuah perasaan semata yang sewaktu-waktu dapat hilang, tiada cinta yang abadi, tak semua janji yang dapat ditepati, tiada lukaa yang tak dapat diobati cinta sejati susah dicari sementara indahnya percintan hanya seketika, indahnya mimpi kadang tak pasti tapi indahnya persahabatan akan tetap abadi.Dunia akan terasa berwarna dengan adanya teman sejati.

Jumat, 08 Mei 2009

Beberapa Kiper Terbaik

Penjaga gawang memang posisi yang tidak seglamor posisi lainnya di dalam sepakbola. Lingkup daerahnya yang hanya terbatas pada gawang dan kotak penalti membuatnya hanya menjadi pusat perhatian saat timnya diserang, atau kala ia membuat kesalahan yang mengakibatkan kekalahan.
Namun bukan berarti kiper harus dipandang sebelah mata. Belakangan beberapa kiper juga sudah membuktikan kalau mereka juga bisa membuat posisi itu menjadi menarik dan atraktif.
Sebut saja kiper Meksiko Jorge Campos yang merancang sendiri kostumnya yang warna-warni, atau Rene Higuita dari Kolombia yang tampil eksentrik.
Tetapi untuk menentukan kiper terbaik bukan hanya dilihat dari warna kostum, atau kemampuan menarik perhatian para penonton. Kriteria utama tentunya prestasi yang diraih bersama klub, penghargaan individual, dan juga kehebatan mencegah terjadinya gol di gawang mereka.
Oleh sebab itu, GOAL.com Indonesia mencoba mencari sepuluh kiper terbaik sepanjang masa bagi para pembaca. Agar adil, kami bagi dua pilihannya dari kiper yang telah pensiun, dan kiper yang masih aktif bermain hingga saat ini.
Berikut adalah pilihan saya sesuai dengan abjad nama mereka

1. Dida (Brasil)Setelah Claudio Taffarel, Dida menjadi kiper baru asal Brasil yang diperhitungkan dalam dunia sepakbola. Hal itu terbukti saat dirinya menjadi kiper pertama dari tim Samba yang termasuk dalam kandidat peraih Ballon d’Or di tahun 2003 dan 2005.
2. Dino Zoff (Italia)Piala Dunia 1982 menjadi puncak prestasi Zoff. Di usianya yang ke-40, ia menjadi pemain tertua yang memenangkan Piala Dunia. Selain itu, ia juga menjadi kiper kedua yang menjadi kapten di tim yang juara, dan juga terpilih menjadi kiper terbaik.
3. Edwin van der Sar (Belanda)Saat van der Sar memblok tendangan Nicolas Anelka di final Liga Champions, ia benar-benar menjadi momok bagi pemain Chelsea saat adu penalti. Hal itu karena di ajang Community Shield sebelumnya, ia juga telah melakukan hal yang sama dengan menepis semua tendangan penalti yang dilakukan pemain The Blues.
4.Giangluigi Buffon
Saat di Piala Dunia 2006, gawangnya tidak tertembus satu gol pun selama 453 menit hingga akhirnya Azzurri menjadi juara dan Buffon mendapatkan Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik selama turnamen tersebut.

Jumat, 01 Mei 2009

teka-teki

sate sate apa yang terkenal di spayol ?


sategibernau,pembalap moto gp